Slide

Cara Mengurangi Plastik

Perbincangan tentang pelestarian lingkungan dan perawatan bumi memang tidak akan ada habisnya. Begitu banyak faktor, kepentingan, dan ketidaksadaran yang membuat upaya melestarikan sumber kehidupan sering kali gagal.

Salah satu contohnya adalah plastik, musuh utama bumi yang penggunaannya sehari-hari makin mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, hampir setiap hari seorang manusia bisa memproduksi sampah plastik begitu banyak. Padahal, sampah plastik memakan waktu ratusan tahun untuk terurai.

Beberapa waktu lalu, kami sempat bertanya pada pembaca Yahoo! di Facebook, tentang bagaimana cara mereka untuk mengurangi konsumsi plastik dalam hidup sehari-hari. Inilah beberapa tanggapan mereka.

Ami Wong Endi: Bawa tas sendiri dong.

Ginanjar Hidayatullah: Beli barang atau sesuatu bawa tas sendiri, jadi pas beli langsung dimasukkan ke tas :)

Dwi Yuniarsi: Kalau belanja banyak, minta kardus. Kalau nggak terlalu banyak pakai kantong belanjaan yang selalu sedia dalam tas, kalau cuma 1-2 barang ditenteng saja langsung.

Willy Prasetio: Kalau di Skotlandia, kantong plastik kita harus bayar. Jadi kebanyakan orang belanja bawa kantong sendiri.

Silva Alexander: Gini lho...kalo di LN berbelanja pake kantong semen memang simple karena mereka nggak gotong2 sambil nunggu angkot. Nah kalo kita susah bener!

Namun tidak semuanya setuju dengan wacana pengurangan penggunaan plastik ini. Mereka berpendapat, plastik sudah jadi mata pencaharian bagi beberapa orang. Sehingga bila penggunaannya dikurangi, akan mengancam keberlangsungan hidup golongan ini.

Contohnya, Syamsi David. Ia berkata "Jutaan pemulung dan ribuan pekerja di pabrik daur ulang plastik mau dikemanakan? Siapa yg mau bertanggung jawab?".

Begitu juga dengan Renjah Kinanti, "Kalau mengurangi konsumsi plastik efeknya juga mengurangi tenaga kerja dan pendapatan baik pekerja pabrik maupun pemulung."

Bagaimana dengan kamu? Setujukah dengan pengurangan penggunaan plastik?

Jika ya, bagaimana cara kamu menguranginya?

-Sumber : Yahoo_id

Kamis, 10 Mei 2012 by NabiL Nabiila
Leave a comment

Leave a Reply