Jakarta- Kampung
Ambon di Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi surga bagi pemburu narkoba.
Apa pun tersedia di sana, 24 jam: sabu, ekstasi, dan putaw. Silih
berganti digerebek, bisnis narkoba tetap semarak. Negara seperti tak
berdaya di sana.
Laporan Tempo edisi 7 Mei berjudul "Cerita dari Kampung Narkoba"
mengungkapkan Kampung Ambon telah menjadi pasar narkoba sejak 1990-an.
Dulu hanya ganja dijual, tapi sejak 2002 jenis yang dijajakan kian
beragam. "Mau cari inex sampai putaw juga ada," kata Toto, bekas
pengguna narkoba yang sering berkunjung ke Kampung Ambon. Warga Jati
Asih, Bekasi, ini nyaman memakai narkoba di dalam Kampung Ambon karena
aman dari razia polisi. Saban kali ada penggerebekan, penjual langsung
memberi tahu para pasien agar kabur.
"Makanya artis dan
pejabat juga sering ke sini," kata Toto. Ia menyebutkan beberapa nama.
Salah satunya pelawak yang tiap malam muncul di televisi.
Meskipun
berulang kali digerebek polisi, perdagangan narkoba di kampungnya Irene
Sophie Tupessy--wanita yang dijuluki Kill Bill karena memimpin
penyerangan di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Subroto--itu
tetap marak. Polisi berharap kasus Irene bisa menjadi pintu masuk
pemberantasan narkoba di sana.
Ketua RT 05 di Kampung
Ambon, Sandy Pasaneasia, menyebut operasi itu hanya "penggerebekan
ecek-ecek". Lapak yang digerebek berkategori kelas teri, bukan milik
bandar besar. Di Kampung Ambon ada 30-an lapak narkoba. Menurut Sandy,
keuntungan bersih satu lapak kecil narkoba bisa mencapai Rp 30 juta per
hari. Lapak-lapak itu berada di dalam rumah yang tersebar di RT 01
hingga 07 di Perumahan Permata, yang hampir semuanya dihuni warga Ambon.
"Seperti biasa, pasti polisi juga yang membocorkan operasi itu," kata
Sandy kepada Tempo.
Direktur Penindakan dan Pengejaran
Badan Narkotika Nasional Benny Mamoto tak menampik tudingan itu. Menurut
Benny, pihaknya dan polisi tahu memang ada aparat yang terlibat bisnis
narkoba di sana. Di belakang aparat nakal itu, ujarnya, ada
tangan-tangan yang tak terlihat. "Bukan hanya pemakai, aparat turut
membantu peredaran narkoba itu," kata Benny.
Menurut
Romylus Tamtelahitu, yang pernah meneliti kampung ini, yang paling
berjasa membangun kekompakan warga Kampung Ambon dalam menjalankan
bisnis narkoba adalah Michael Glenn Manuputty, 40 tahun.
Sistem
yang dibangun Michael sangat mengakar karena melibatkan banyak orang.
Menurut sumber Tempo, orang sekelas John Kei bahkan mental saat
mencoba-coba masuk lingkaran Kampung Ambon. "Bung Michael itu godfather
di Kampung Ambon," kata Romylus.
Michael tersandung. Polisi
menangkapnya pada pertengahan Juli 2009 di Pondok Aren, Tangerang
Selatan. Ia dihukum penjara seumur hidup. Setelah Michael dipenjara,
menurut sumber Tempo, takhta godfather beralih ke Irene dan kakaknya
Edward Hunok Tupessy atau Edo sebagai godmother.
Irene
menolak tudingan itu. Suami Irene, Heriyanto, juga membantah. "Apa iya
seorang bandar bisa menunggak SPP anaknya sampai dua bulan? Kalau dulu,
kami memang punya lapak," katanya. (Baca: laporan utama Tempo: Jangan Ganggu Saya)
-Sumber : Yahoo_id
Slide
Tangan Godfather Narkoba di Kampung Ambon

Selasa, 08 Mei 2012
by NabiL Nabiila
Leave a comment